Saturday, March 15, 2025

Catatan dari Sesi Pembukaan Workshop Psikometri (Malaysia, 2009)

Beberapa waktu lalu (1-3 Desember 2009) saya berkesempatan mengikuti sebuah acara workshop dalam bidang psikometri di Malaysia. Signifikansi kegiatan ini bukan sekedar karena signifikansi topiknya, tapi juga karena diikuti sekitar 250-an peserta dari berbagai negara dan Perguruan Tinggi di Malaysia. Para peserta umumnya dari kalangan Perguruan Tinggi, Kementrian Pendidikan dan lembaga pemerintah yang berkaitan dengan pengelolaan tes dan evaluasi pendidikan di berbagai negara seperti Malaysia, Singapura, Philippina, Vietnam, Myanmar, Australia, New Zealand, Jerman, Uganda, dan Iran . Diantara hal menarik dari Workshop yang diselenggarakan atas kerjasama Assessment System Centre (USA) dan MIMOS Berhad (Malaysia) tersebut, salah seorang fasiliatator (Dr Haneeza Yon) yang telah berpengalaman sebelumnya pada Educational Testing Service, USA,  mengingatkan bahwa Psikometri dapat diaplikasi pada medan yang lebih luas. Manfaat dan peran psikometri tersebut dapat diperoleh tidak hanya dalam bidang psikologi dan penilaian pendidikan, tetapi juga berpotensi untuk dikembangkan dalam bidang ekonomi dan marketing untuk mengetahui preferensi perilaku konsumen terhadap suatu produk tertentu, dalam bidang ICT untuk memetakan profil pengguna ICT yang akan berguna untuk masukan bagi kebijakan pengembangan ICT itu sendiri, dan dalam bidang medis untuk mengetahui skala resiko kesehatan tertentu. Lebih dari itu, psikometri juga dapat diharapkan untuk diterapkan membantu mengurangi kriminalitas dan perang melawan korupsi. Psikomteri dapat digunakan untuk mengukur prevalensi prilaku korupsi seseorang dan merekomendasikan teknik intervensi yang tepat untuk mengatasi prilaku tersebut. Dengan demikian, psikometri dapat menjadi salah satu alat bantu untuk memaksimalkan berbagai upaya optimalisasi pembangunan dan pengembangan sumber daya manusia. Lantas, apakah hal tersebut dapat diterapkan di Indonesia? Permasalahannya, kita memang tidak terbiasa menggunakan pendekatan ilmiah secara komprehensif dalam mengatasi berbagai permasalahan pembangunan dan pengembangan SDM secara komprehensif. Dunia pendidikan yang semestinya banyak berkaitan dengan aplikasi psikomteri, misalnya, di Indonesia justru tidak terlalu populer. Terlepas dari pentingnya melakukan evaluasi pendidikan secara komprehensif (holistic assessment), psikometri perlu dimaksimalkan manfaatnya, terutama di kalangan evaluasi pendidikan dan testing.

No comments:

Post a Comment